Selasa, 21 Oktober 2014

Kekecewaan Konsumen serta Saran Bagi Penjual

   KECEWA

   Sedikit cerita dari kejadian yang saya alami, bahwa saya beberapa waktu lalu dilanda permasalahan mengenai laptop saya. Laptop saya dengan merk Lenovo Z410 yang saya beli pada tanggal 25 Februari 2014 lalu mengalami kerusakan pada bagian i/o port, lebih tepatnya audio jack (headset). kerusakan terjadi setelah pertama kali saya memasang headset di kampus dan melepasnya. Awalnya saya tidak menyadari bahwa kerusakan setelah terjadi. Sesampainya dirumah saya menggunakan laptop saya lagi untuk mengerjakan tugas. Namun, untuk menghentikan keheningan saya mencoba menyetel musik. Tiba-tiba suara dari speaker tidak mau keluar. Saya pun panik dan belum mencoba memutuskan untuk melakukan service saat itu, dikarenakan tugas saya yang masih menumpuk dan membutuhkan laptop.
   Akhirnya, saya putuskan untuk membawa laptop yang masih garansi resmi Lenovo. Tidak berani menyervicenya di tempat lain dikarenakan takut garansi yang masih cukup lama ini hangus. Pada tanggal 16 Juli 2014 saya menaruh laptop saya pada service center Lenovo yang berada di mangga dua. Berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang tertera pada SPK saya menyetujui dan terlihat dengan sangat jelas bahwa pada poin ketiga "Waktu perbaikan mesin diperkirakan dalam 3 hari kerja untuk kerusakan normal", karena tidak aja penjelasan mengenai kerusakan part saya bertanya pada salah seorang CS yang menangani saya. Beliau berkata bahwa jika kerusakan terjadi pada part, "Biasanya 1 minggu dan paling lama 2 minggu", lega mendengarnya. Selang kejadian tersebut seminggu, dua minggu saya berusaha untuk melakukan kontak yang dinilai cukup sulit untuk berbicara langsung dengan operator. Setelah 2 minggu berlalu, dan susahnya kontak antara pelanggan dengan CS saya berinisiatif langsung datang ke SC Lenovo tersebut. Namun, kecewa hasilnya bahwa laptop saya dinyatakan belum selesai diperbaiki. Karena berifikir sayang biaya, saya memutuskan untuk tetap memproses laptop saya.
Surat Perintah Kerja 1
   Penuh kesabaran saya menanti dan tetap mengontak akhirnya saya mendapat kabar bahwa Laptop saya telah selesai di proses pada tanggal 20 Agustus 2014. Segera saya kesana untuk mengambilnya. Sesampainya disana, saya mengecek tampilan luar serta port dan data yang berada di harddisk. Semua terlihat aman. Sepulangnya, saya dibantu teman saya menginstall ulang seluruh system pada laptop. Kekecewaan melanda kembali, karena saat proses instalasi berlangsung laptop tidak bisa menginstall VGA NVidia (bukan VGA Intel karena laptop ini dual VGA). Bingung, merupakan salah satu keadaan yang kerap saya alami setelah hal tersebut.

Surat Perintah Kerja 2
   Bertindak cepat, saya segera membawa kembali Laptop pada tanggal 25 Agustus 2014. 3 hari berlalu kenyataan mengatakan bahwa terdeteksi kerusakan terjadi pada VGA sehingga pergantian part dari main board. Lagi-lagi menunggu hingga kekecewaan saya semakin menjadi-jadi karena semester baru telah datang dengan tugasnya yang sangat banyak. Penantian ini baru berakhir ketika SMS yang saya terima pada 2 Oktober 2014 menyatakan bahwa laptop telah siap diambil. Segera saya mengambil laptop dan mengeceknya disana. Dengan windows yang masih trial saya mencoba untuk menyalakan laptop dan mengecek data. Dalam prosesnya saya menginstall chipset, audio dll. Ditengah penginstallan tiba2 laptop tidak bisa menyala karena windows yang saya tebak diindentifikasi corrupt. Sesampai dirumah, saya menginstall semua dari awal dan seluruh data saya hilang yang berada pada harddisk. Namun, hal tersebut berhasil ditangani oleh teman saya sehingga beberapa file dapat ter-recovery. Akhirnya pun laptop saya dapat digunakan kembali untuk saat ini.

   SARAN

   Saran saya kepada pihak terkait adalah sistem kerja yang tidak dilakukan secara terpusat. Seharusnya service dilakukan secara desentralisasi untuk mempermudah dan mempercepat pengerjaan laptop pelanggan. Ditambah lagi, Lenovo telah diakui merupakan Best Seller No.1 pada Kuartel 4 saat saya pertama beli. Dengan kerusakan seperti ini akan lebih mudah bila ditangani oleh banyak operator. Jika tidak diterapkan kemungkinan penilaian costumer terhadap after sales service akan sangat buruk. Kemungkinan buruk tersebut dapat memicu berkurangnya peminat untuk membeli produk ternama ini. Sekian ungkapan kekecewaan dan saran yang bisa saya sampaikan dengan media ini, terima kasih. Wass.Wr.Wb.

Reportase Entrepreneur



   Reportase merupakan sebuah komunikasi yang dilakukan secara dua arah, guna untuk mendapatkan tanggapan dari lawan bicara dalam tema yang ditentukan. Kali ini saya, melakukan reportase pada seorang entrepreneur muda yang telah sukses dengan bisnisnya saat ini. Edvan Muhammad Kautsar, begitulah nama panjang dari entrepreneur muda yang sukses menjalani karirnya saat ini. Dengan usianya yang masih muda dan masih menyelesaikan studi Komunikasinya, mahasiswa Universitas Syarif Hidayatullah ini telah sukses meraih karirnya.

   Reportase saya kali ini bertajuk entrepreneur. Pertanyaan demi pertanyaan saya lakukan untuk mengetahui identitas diri dari beliau. Beliau mengikuti banyak sekali komunitas sejak SMP, dimulai dengan keanggotaannya sebagai Ketua OSIS di SMPN 2 Tasikmalaya, beliau mengikuti training ESQ for teens. Dimulai dari situ, beliau mulai berpikir untuk melangkah lebih depan hingga membuat suatu forum kecil-kecilan. Di Usianya yang masih 14 tahun beliau mencoba untuk menjadi motivator yang masih dapat dikatakan setengah jadi, malu-malu dan tegang. Bagaimanapun, usaha yang telah dilakukan telah mendapatkan nilai positif untuk dirinya sendiri. Langkah demi langkah telah dilalui hingga beliau menjadi seorang Duta HIV/AIDS Jawa Barat di usianya yang ke-15. Beliau memiliki tugas untuk memberikan sosialisasu terutama pada daerah Tasikmalaya. Untuk pertama kalinya, beliau mendapatkan gaji adalah dengan usaha yang sesulit itu.
   Langkah demi langkah sulit berhasil ditempuh dengan sempurna hingga beliau menjadi seorang siswa SMA. Di SMA, beliau tidak ingin mengikuti organisasi-organisasi seperti saat beliau masih SMP karena terbayang lelahnya mengikuti organisasi. Berharap masuk jurusan IPA, Edvan menemukan keresahan karena nilai yang diperoleh sangat mengecewakan. Semester 1, semester 2 telah dilalui dan sempat diberi keputusan bahwa beliau tidak dapat masuk ke jurusan IPA. Namun, dengan usahanya yang gigih beliau mendapatkan jurusan dengan jalan yang benar, meminta langsung pada kepala sekolah. Sehingga dilakukan test ulang dan Alhamdulillah beliau diterima dengan persyaratan ranking minimal 20 besar. Masa-masa SMA dilalui dengan penuh kegiatan lainnya. “Salah satu kegiatan saat SMA sih, pernah coba-coba MLM. Sempet hamper sukses, tapi lama-kelamaan pudar karena masalah dengan senior”, begitulah ungkapnya. Masa sulit dilalui dan beliau mencoba untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Banyak test yang telah dilalui seperti SMUP, SIMAK, dan Ujian Mandiri. Harapan masuk Fakultas Kedokteran merupakan mimpi yang belum bisa dicapainya. Karena 3 Universitas tidak memberinya kesempatan untuk lolos dan berakhir pada masuk Fakultas Komunikasi dan Syariah di UIN Syarif Hidayatullah.
   Pada saat perkuliahan beliau memulai dengan membuat buku, dan UKM yang telah dibuka beberapa outlet. Dengan kegigihannya semenjak muda, beliau dapat membuktikan kepada seluruh manusia bahwa kegigihan saat muda menghasilkan manis di akhirnya. “Mulai jualan dimsum ya belum lama ini, outlet Pamulang belum begitu ramai”. Saat ini beliau tinggal di depan rumah saya yang terletak di Pamulang Indah (MA) Jl. Anggrek. Dengan personality yang baik, beliau tidak pernah memutus silaturahmi. Rilis buku pertama yang berjudul “dreams come true” telah diberikan secara cuma-cuma kepada kami bahkan dengan notes yang membuktikan kerendahan hatinya.

   Kurang lebihnya seperti itulah hasil perbincangan saya bersama seorang entrepreneur muda Edvan Muhammad Kautsar. Selain itu mungkin saya akan membantu beliau untuk menyebarkan lokasi-lokasi outlet yang telah dibuka antara lain:

Lokasi:
1. Jalan Rambutan Depok Jaya Pancoran Mas Depok (Pusat)
2. Jalan Raya Sawangan (Cabang)
3. Cibinong Square Bogor (Mitra)
4. ITC Kuningan Ambasador Jaksel (Mitra)
5. ITC Depok (Mitra)
6. Pomad Raya Bogor (Mitra)
7. Mall Season City (Mitra)
8. Cinere Mall (Mitra)
9. Cilandak Mall (Mitra)
10. Pondok Gede Bekasi (Mitra)
11. Depok 2 Tengah (Mitra)
12.  Condet Raya (Mitra)
13. Mitra Batik Kota Tasikmalaya (Mitra)

Ciri-Ciri Entrepreneur dan Social Entrepeneur

  CIRI-CIRI ENTREPRENUR


Berdasarkan sumber yang saya terima, dapat dirangkum menjadi sebuah point penting mengenai ciri dari entrepreneur. Berikut ini adalah beberapa ciri yang berhasil saya dapatkan mengenai entrepreneur:
   1.      Memiliki Mimpi Besar
   2.      Pandai Mengatasi Kekuasaannya
   3.      Mempunyai Cara Pandang yang Berbeda
   4.      Pemasar Sejati atau Penjual Ulung
   5.      Menyukai Tantangan
   6.      Mempunyai Keyakinan yang Kuat
   7.      Selalu Mencari yang Terbaik
   8.      Disiplin Waktu untuk Pemenuhan Target
   9.      Memiliki Kemampuan untuk Memimpin
   10.  Pantang Menyerah
       Untuk mengetahui rincian dari point yang sudah saya sebutkan diatas, dapat dillihat pada link berikut:

   1.      Selalu Mencari Peluang
   2.      Selalu Siap Bekerja Sepanjang Waktu, Setiap Hari dengan Waktu yang tak Dapat Ditentukan
   3.      Memiliki Kesehatan yang Baik
   4.      Memiliki Jasa atau Produk yang Unik
   5.      Mau Mengorbankan Saat ini Untuk Kesuksesan Jangka Panjang
   6.      Memiliki Kejujuran dan Integritas
   7.      Memiliki Visi Jauh Kedepan, Tetapi Punya Kemampuan Untuk Dapat Fokus Pada Apa yang Anda Lakukan Saat Ini.
   8.      Percaya Diri Sebagai Seorang Enterpreneur dan Bangga terhadap Visi
   9.      Disiplin
   10.  Siap Untuk Bilang “Saya Tidak Tahu, Tapi Akan Saya Pikirkan”
       Untuk mengetahui rincian dari point yang sudah saya sebutkan diatas, dapat dillihat pada link berikut:

Dapat disimpulkan bahwa secara garis besar ciri seorang entrepreneur adalah kemauan dari diri masing-masing karakteristik. Jika karakteristik seseorang tidak mencerminkan kepribadian yang baik, seorang entrepreneur tidak akan dapat bangkit menjadi orang yang sukses. Itikad baik atau yang seringkali disebut niat merupakan landasan awal yang harus ditempuh menjadi seorang entrepreneur. Beragam jenisnya, entrepreneur selalu memiliki pemikiran untuk melakukan sesuatu yang sedikit atau jarang dilakukan orang lainnya. Dibutuhkan 99% Usaha dan 1% Bakat untuk menjadi seorang entrepreneur, begitulah yang saya baca dari salah satu buku seorang entrepreneur. Jadi, ditegaskan sekali lagi, menjadi seorang entrepreneur tidaklah mudah kecuali anda memang ingin berusaha untuk terus maju dan berfikir kedepan.

SOCIAL ENTREPRENEUR


Sebelum mengenal apa itu Social Entrepreneur, perlu dipahami dahulu apa itu Social Entrepreneurship yang merupakan turunan dari entrepreneurship/kewirausahaan. Komunitas TDA, tahun 2010 pernah memperoleh Best Achievement Social Entrepreneur Community dari majalah SWA.
Social Entrepreneurship jika diambil dari dua kata yaitu social dan entrepreneurship. Social lebih diartikan kepada kemasyarakatan dan pemberdayaan. Dan Entrepreneurship adalah kewirausahaan.
Beberapa sumber yang saya baca, Social Entrepreneurship itu menggabungkan inovasi, sumber daya dan kesempatan untuk mengatasi tantangan/problem sosial dan lingkungan dengan kewirausahaan. Fokus pada transformasi sistem, pemberdayaan masyarakat dan penyebab kemiskinan, marginalisasi/ketidakmerataan, kerusakan lingkungan dan kemanusiaan.
Social entrepreneurship harus dapat menciptakan keuntungan, sehingga bukanlah organisasi nirlaba, karena dari keuntungan tersebut organisasi tersebut dapat mengembangkan dan membesarkan pemberdayaan kepada masyarakat lebih besar dan luas lagi.
Tujuan utama Social Entrepreneurship adalah menciptakan sistem perubahan yang berkelanjutan (sustainable systems change), kunci pentingnya adalah inovasi, berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan adanya perubahan system social masyarakat.
Lalu apa Social Entrepreneur?
“ A social entrepreneur is someone who recognizes a social problem and uses entrepreneurial principles to organize, create, and manage a venture to make social change….rather than bringing a concept to market to address a consumer problem, social entrepreneurs attempt to bring a concept to market to address a public problem. “ (Alex Nicholls, Oxford University’s Skoll Centre).
Saat acara Dpreneur yang diselenggarakan Detikcom, Sandiaga S. Uno, menyebut bahwa Social Entrepreneur adalah orang yang dapat memberikan solusi permasalahan social di masyarakat dengan prinsip-prinsip kewirausahaan.
Dalam bahasa Indonesia, disebut juga Wirausaha Sosial. Wirausaha sosial adalah orang-orang yang melakukan perubahan. Bersama dengan lembaga-lembaga, jaringan, dan komunitas masyarakat, mereka menciptakan solusi yang efisien, berkelanjutan, transparan, dan memiliki dampak yang terukur.
Ciri-ciri pewirausaha sosial adalah mereka mau berkorban, segera bertindak jika ada permasalahan sosial di lingkungannya, memiliki sikap praktis, innovative, tekadnya kuat, berani ambil resiko, melakukan perubahan social, berbagi keberhasilan dan yang terpenting mereka mau mengevaluasi diri sendiri.
Banyak contoh di Indonesia para pewirausaha sosial ini, coba googling: Masril Koto, yang mendirikan bank khusus petani di Sumatera Barat. Dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh Masril Koto, banyak petani yang tadinya malas bertani karena banyaknya kendala seperti modal, pemasaran, saat ini mereka dapat menjadi petani yang dapat menghasilkan. Masril Koto saat ini mempunyai asset 250Milyar rupiah dengan karyawan 1500 orang.
Coba googling juga tentang : Silverius Oscar Unggul (Onte) di Kendari Sulawesi Tenggara dan Mursidah Rambe (BMT Beringharjo) di DI Yogyakarta. Kisah perjalanan dan perjuangan mereka sangat inspiratif.
Indonesia membutuhkan banyak pahlawan di bidang social entrepreneurship ini agar masalah kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja mendapatkan solusi dengan kewirausahaan. Lalu Indonesia akan lebih sejahtera, makmur, adil merata.