Minggu, 28 Oktober 2012

Tokoh Wayang Srinkandi


Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.

Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.

Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, puteri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang dendam kepada Bisma.

Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

Sedangkan jika dikaitkan dengan tokoh politik negara, Srikandi memiliki sifat seperti ibu Ani Yudhoyono. dimana beliau merupakan tokoh yang kuat. membela keselamatan dan keamanan rakyatnya, terutama wanita. 

Sumber:
Pemikiran sendiri
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/8/88/Srikandi-kl.jpg/250px-Srikandi-kl.jpg
http://id.wikipedia.org/wiki/Srikandi

Berita Lokal daerah Pamulang

JAKARTA- Bentrokan antara Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) dan aparat kepolisian di depan Kampus Unpam, Tangerang Selatan, diduga didalangi oleh seorang alumnus Universitas Pamulang.

"YR merupakan penggerak aksi bentrok kemarin antar Mahasiswa dan anggota kita, YR merupakan lulusan dua tahun yang lalu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (19/10/2012).

Kata Rikwanto, YR diduga oknum yang kerap melakukan penggerakan kepada Mahasiswa Universitas Pamulang di berbagai aksi unjuk rasa. "Dia (YR) memang terkenal suka memberikan pemahaman tentang suatu hal atau ideologi menurut cara pandangnya. Namun alasannya terkadang tidak jelas," tuturnya.

Pada saat kejadian, lanjut Rikwanto, ada beberapa Alumni Unpam yang memberikan informasi kepada Polisi untuk segera menangkap YR. "Pada waktu kejadian, ada beberapa alumni yang menyuruh anggota masuk kedalam agar dapat menangkap YR," tambahnya.

Disamping itu, kata Rikwanto, ada mahasiswa yang masih aktif kuliah di jurusan Hukum  yang menjadi tangan kanan YR untuk menggerakan aksi tersebut.
(ugo)

Sumber :
http://jakarta.okezone.com/read/2012/10/19/501/706465/polisi-dalang-aksi-adalah-alumnus-unpam
http://img.okeinfo.net/content/2012/10/19/501/706465/WcCwIeEDcD.jpg

Berita Nasional Sumpah Pemuda


DEMAK - Semangat peringatan hari Sumpah Pemuda sangat terasa di Pondok Gila, Maunatul Mubarok, Desa Sayung, Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah. Ratusan pasien gangguan jiwa membaca teks sumpah pemuda bersama-sama dalam upacara bendera.

Menurut pengurus Pondok Gila, Ahmad Zawawi, peringatan sumpah pemuda ini salah satunya bertujuan untuk mengembalikan ingatan para pasien. “Sebab, para pasien ketika masih waras tentu sudah mengenal sumpah pemuda dan jiwa-jiwa nasionalisme,” ujarnya, Minggu (28/10/2012).

Pantauan di lapangan, awalnya para pasien di Pondok Gila berlatih sikap sempurna, cara menghormat bendera, hingga latihan baris berbaris. Baru kemudian setelah dirasa persiapan cukup baik, upacara peringatan sumpah pemuda dilaksanakan.

Salah seorang pasien bertindak sebagai inspektur upacara dan memimpin pembacaan teks sumpah pemuda yang diikuti seluruh pasien. Pembacaan teks sumpah pemuda diulang dua kali, karena seorang pasien bersikeras membaca teks lagi agar ditirukan seluruh pasien.

Usai upacara, para pasien melakukan olahraga berlari kecil mengelilingi lapangan. Hal itu dimanfaatkan seorang pasien yang sakit jiwa akibat gagal berangkat haji untuk membaca doa-doa haji sebagaimana saat melakukan thowaf keliling kakbah.

Setelah menggelar upacara sumpah pemuda dan olahraga, para pasien diberi makan dan minum sambil beristirahat. Selain itu, para pasien juga diajak bernyanyi bersama dengan iringan gitar.

Senin, 01 Oktober 2012

Upacara Adat Jawa Tengah



Upacara adat yang akan saya bahas kali ini berasal dari daerah orang tua saya sendiri yaitu Magelang dan Demak, Jawa Tengah.

KENDUREN

Kenduren/ selametan adalah tradisi yang sudah turun temurun dari jaman dahulu, yaitu doa bersama yang di hadiri
orang sekitar dan di pimpin oleh pemuka adat atau yang di tuakan di setiap tempat yang ditinggali, dan yang di sajikan berupa Tumpeng (makanan), lengkap dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauknya nantinya di bagi bagikan kepada hadirin yang di sebut Carikan ada juga yang menyebut dengan Berkat.

Carikan / berkat

Tujuan dari kenduren adalah meminta selamat buat yang di doakan, dan keluarganya. Kenduren itu sendiri bermacam macam jenisnya, antara lain :

* kenduren wetonan ( wedalan ) Di namakan wetonan karena tujuannya untuk selametan pada hari lahir ( weton, jawa ) seseorang. Dan dilakukan oleh hampir setiap warga, biasanya 1 keluarga 1 weton yang di rayain , yaitu yang paling tua atau di tuakan dalam keluarga tersebut. Kenduren ini di lakukan secara rutinitas setiap selapan hari ( 1 bulan ). Biasanya menu sajiannya hanya berupa tumpeng dan lauk seperti sayur, lalapan, tempe goreng, thepleng, dan srundeng. tidak ada ingkung nya ( ayam panggang ).

* Kenduren Sabanan ( Munggahan ) Kenduren ini menurut cerita tujuannya untuk menaik kan para leluhur. Di lakukan pada bulan Sya’ban, dan hampir oleh seluruh masyarakat di Watulawang dan sekitarnya, khususnya yang adatnya masih sama, seperti desa peniron, kajoran, dan sekitarnya. Siang hari sebelum di laksanakan upacara ini, biasanya di lakukan ritual nyekar, atau biasa dijelaskan dengan mendatangi makan leluhur, untuk mendoakan arwahnya, biasanya yang di bawa adalah kembang, menyan dan empos ( terbuat dari mancung ). Tradisi bakar kemenyan memang masih di percaya oleh masyarakat watulawang, sebelum mulai kenduren ini pun, terlebih dahulu  dijampi-jampikan (semacam doa ritual) dan di bakar kemenyan di depan pintu. Menu sajian dalam kenduren sabanan ini sedikit berbeda dengan kenduren Wedalan, yaitu disini wajib memakai ayam pangang ( ingkung ).

* Kenduren Likuran, Kenduren ini di laksanakan pada tanggal 21 bulan puasa ( ramadan ), yang di maksudkan untuk memperingati Nuzulul Qur’an. dalam kenduren ini biasanya di lakukan dalam lingkup 1 RT, dan bertempat di ketua adat, atau sesepuh di setiap RT. dalam kenduren ini, warga yang datang membawa makanan dari rumah masing2, tidak ada tumpeng, menu sajiannya nasi putih, lodeh ( biasanya lodeh klewek) atau bihun, rempeyek kacang, daging, dan lalapan.

* Kenduren Badan ( Lebaran )/ mudunan Kenduren ini di laksanakan pada hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 1 sawal ( aboge ). kenduren ini sama seperti kenduren Likuran, hanya tujuannya yang berbeda yaitu untuk menurunkan leluhur. Yang membedakan hanya, sebelum kenduren Badan, biasanya di dahului dengan nyekar ke makam luhur dari masing2 keluarga.

* Kenduren Ujar/tujuan tertentu Kenduren ini di lakukan oleh keluarga tertentu yang punya maksud atau tujuan tertentu, atau ayng punya ujar/ omong. Sebelum kenduren ini biasanya di awali dengan ritual Nyekar terlebih dahulu. dan menu wajibnya, harus ada ingkung ( ayam panggang ). Kenduren ini biasanya banyak di lakukan pada bulan Suro ( muharram ).

* Kenduren Muludan Kenduren ini di lakukan pada tanggal 12 bulan mulud, sama seperti kenduren likuran, di lakukan di tempat sesepuh, dan membawa makanan dari rumah masing- masing. biasanya dalam kenduren ini ada ritual mbeleh wedus ( motong kambing ) yang kemudian di masak sebagai becek dalam bahasa watulawang ( gulai ).

SEKATEN

Sekaten atau upacara Sekaten (berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat syahadat) adalah acara peringatan ulang tahun nabi Muhammad s.a.w. yang diadakan pada tiap tanggal 5 bulan Jawa Mulud (Rabiul awal tahun Hijrah) Upacara ini dulunya dipakai oleh Sultan Hamengkubuwana I,untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.Pada hari pertama, upacara diawali saat malam hari dengan iring-iringan abdi Dalem (punggawa kraton) bersama-sama dengan dua set gamelan Jawa: Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu. Iring-iringan ini bermula dari pendopo Ponconiti menuju masjid Agung di alun-alun utara dengan dikawal oleh prajurit Kraton. Kyai Nogowilogo akan menempati sisi utara dari masjid Agung, sementara Kyai Gunturmadu akan berada di Pagongan sebelah selatan masjid. Kedua set gamelan ini akan dimainkan secara bersamaan sampai dengan tanggal 11 bulan Mulud selama 7 hari berturut-turut. Pada malam hari terakhir, kedua gamelan ini akan dibawa pulang ke dalam Kraton..

Sumber: